Sabtu, 24 April 2010

Passing Grade Teknik Mesin

expr:id='"post-" + data:post.id'>

Passing Grade merupakan acuan tidak resmi batas nilai minimum yang harus dicapai calon mahasiswa untuk bisa masuk ke suatu jurusan yang diminati pada sebuah PTN. Passing grade tidak bisa dijadikan patokan mutlak diterima atau tidaknya seseorang masuk PTN.

Passing Grade Universitas Lambung Mangkurat
Berikut adalah passing grade unlam jurusan ipa: (teknik Mesin memiliki PG 18,83%)

1. Pendidikan Dokter : 40.00 %
2. Teknik Kimia : 34.17 %
3. Teknik Pertambangan : 25.83 %
4. Pend. Biologi : 24.33 %
5. Pend. Matematika : 23.83 %
6. Teknik Sipil : 23.33 %
7. Ilmu Komputer : 23.33 %
8. Pend. Kimia : 23.00 %
9. Farmasi : 22.83 %
10. Kimia : 22.67 %
11. Matematika : 22.50 %
12. Fisika : 22.50 %
13. Kesehatan Masyarakat : 22.50 %
14. Biologi : 22.33 %
15. Arsitektur : 22.17 %
16. Budidaya Perairan : 21.67 %
17. Manajemen Hutan : 21.50 %
18. Teknik Lingkungan : 22.50 %
19. Teknologi Hasil Perikanan : 21.33 %
20. Sosial Ekonomi Perikanan : 21.33 %
21. Agronomi : 20.50 %
22. Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian : 20.50 %
23. Agribisnis (Sosial Ekonomi Pertanian) : 20.50 %
24. Teknologi Hasil Hutan : 20.17 %
25. Produksi Ternak : 20.00 %
26. Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan : 20.00 %
27. Ilmu Kelautan : 19.50 %
28. Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan : 19.33 %
29. Ilmu Tanah : 19.33 %
30. Budidaya Hutan : 19.33 %
31. Teknologi Industri Pertanian : 19.00 %
32. Teknik Mesin : 18.83 %
33. Manajemen Sumberdaya Perairan : 18.17 %

[+/-] Selengkapnya...

Student Center di Fakultas Teknik

expr:id='"post-" + data:post.id'>

Student Center adalah gedung baru yang dimiliki Fakultas Teknik Unlam Banjarbaru. Gedung berukuran 302 meter persegi dengan fasilitas hot spot internet itu, diresmikan Dekan Fakultas Teknik Unlam, ProfDr Rusdi HA, Senin (27/4/2009).

“Alhamdulillah akhirnya punya sekretariat juga. Selama ini BEM maupun himpunan mahasiswa di kampus kami kesulitan mencari ruangan untuk sekretariat,” ujar Riyaldi.

Gedung yang dibangun dengan mengunkan dana iuran dari Ikatan Orangtua Mahasiswa (Ikoma) Fakultas Teknik Unlam sebesar Rp325 juta tersebut memang khusus untuk menunjang kegiatan kemahasiswaan diluar kegiatan regular akademik.

“Mudah-mudahan dengan gedung yang baru ini kegiatanmahasiswa baik dalam BEM maupun kegiatan kemahasiswaan lainnya lebih maju dan berkembang,” ujar Dekan Rusdi HAdalam sambutannya.



Ketua Ikoma Fakultas Teknik Unlam Banjarbaru, Hj Komala Sari menjelaskan, gedung student center sebagai bentuk kepedulian orang tua terhadap kegiatan mahasiswa di kampus setempat.

“Selain itu gedung ini adalah wujud nyata dari biaya menjadi mahasiswa baru yang selama ini diberlakukan,” ujarnya didampingi Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Unlam Unlam, Fahri Anhar.

Mahasiswa baru di Fakultas Teknik Unlam memang dikenakan biaya masuk. Besarnya bervariasi antara Rp

1 juta sampai 5 juta. Bagi mahasiswa yang tidak mampu dibebaskan dari biaya tersebut. Sebagian lagi diberi keringanan.

“Uang di kelola Ikoma secara transparan. Penggunaan harus melalui kesepakatan rapat Ikoma. Selain itu, kini sedang dibangun Laboratorium Teknik Mesin dan pertambangan dari dana Ikoma,” tandasnya.
(sumber: warta.unlam.ac.id)

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 10 April 2010

expr:id='"post-" + data:post.id'>

Sejarah Ilmu Metalurgi

Sejarah ilmu metalurgi diawali dengan teknologi pengolahan hasil pertambangan. Logam yang paling dini digunakan oleh manusia tampaknya adalah emas, yang bisa ditemukan secara bebas. Sejumlah kecil emas telah ditemukan telah digunakan di gua-gua di Spanyol pada masa Paleolitikum, sekitar 40.000 SM
Perak, tembaga, timah dan besi meteor juga dapat ditemukan bebas, dan memungkinkan pengerjaan logam dalam jumlah terbatas. Senjata Mesir yang dibuat dari besi meteor pada sekitar 3000 SM sangat dihargai sebagai "belati dari langit". Dengan pengetahuan untuk mendapatkan tembaga dan timah dengan memanaskan bebatuan, serta mengkombinasikan tembaga dan timah untuk mendapatkan logam paduan yang dinamakan sebagai perunggu, teknologi metalurgi dimulai sekitar tahun 3500 SM pada masa Zaman Perunggu.
Ekstraksi besi dari bijihnya ke dalam logam yang dapat diolah jauh lebih sulit. Proses ini tampaknya telah diciptakan oleh orang-orang Hittit pada sekitar 1200 SM, pada awal Zaman Besi. Rahasia ekstraksi dan pengolahan besi adalah faktor kunci dalam keberhasilan orang-orang Filistin.



Perkembangan historis metalurgi besi dapat ditemukan dalam berbagai budaya dan peradaban lampau. Ini mencakup kerajaan dan imperium kuno dan abad pertengahan di Timur Tengah dan Timur Dekat, Mesir kuno, dan Anatolia (Turki sekarang), Kartago, Yunani, Romawi kuno, Eropa abad pertengahan, Cina kuno dan pertengahan, India kuno dan pertengahan, Jepang kuno dan pertengahan, dan sebagainya.
Banyak penerapan, praktek dan perkakas metalurgi mungkin sudah digunakan di Cina kuno sebelum orang-orang Eropa menguasainya (seperti tanur, besi cor, baja, dan lain-lain).
Berdasar kedekatan antara metalurgi dengan pertambangan inilah maka pada awalnya pendidikan metalurgi lahir dari sekolah-sekolah pertambangan seperti pendidikan metalurgi di Colorado School of Mines.


[+/-] Selengkapnya...