Jumat, 16 Juli 2010

Sistem Kemudi pada Mobil

expr:id='"post-" + data:post.id'>

KOMPONEN SISTEM KEMUDI

A. STEERING COLUMN

Steering column atau batang kemudi merupakan tempat poros utama. Steering column terdiri dari main shaft yang meneruskan putaran roda kemudi ke steering gear, dan column tube yang mengikat main shaft ke body. Ujung atas dari main shaft dibuat meruncing dan bergerigi, dan roda kemudi diikatkan ditempat tersebut dengan sebuah mur.

Steering column juga merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya dorong dari pengemudi pada saat tabrakan.

Steering columnjuga merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya dorong dari pengemudi pada saat tabrakan.

Ada dua tipe steering column yaitu :

1. Model Collapsible

Model ini mempunyai keuntungan :
Apabila kendaraan berbenturan / bertabrakan dan steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka main shaft column atau bracket akan runtuh sehingga pengemudi terhindar dari bahaya.

Kerugiannya adalah :
-

- Main shaft nya kurang kuat, sehingga hanya digunakan pada mobil penumpang atau mobil ukuran kecil.
Konstruksinya lebih rumit



Ada beberapa jenis sistem kemudi collapsibel, yakni yang dapat terlipat waktu terjadi tabrakan.

Dorongan badan pengemudi terhadap roda kemudi memutuskan pen-pen plastik dan menyebabkan poros utama atas dan tabung batang kemudi terdorong maju, sementara tabung-tabung atas dan bawah dihubungkan oleh bola-bola baja.
Tahanan meluncur bola-bola ini menyerap kekuatan dorong badan pengemudi.

2. Model Non collapsible

Model ini mempunyai keuntungan :

- Main shaftnya lebih kuat sehingga banyak digunakan pada mobil-mobil besar atau mobil-mobil kecil
- Konstruksinya sederhana

Kerugiannya adalah :
- Apabila berbenturan dengan keras, kemudinya tidak dapat menyerap goncangan sehingga keselamatan pengemudi relatif kecil.

B. STEERING GEAR

Steering gear tidak hanya berfungsi untuk mengarahkan roda depan, tetapi dalam waktu yang bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan. Untuk itu diperlukan perbandingan reduksi yang disebut perbandingan steering gear, dan biasanya perbandingannya antara 18 sampai dengan 20 : 1.

Perbandingan yang semakin besar akan menyebabkan kemudi menjadi semakin ringan, tetapi jumlah putarannya akan bertambah banyak, untuk sudut belok yang sama.

Ada beberapa tipe steering gear, tetapi yang banyak digunakan dewasa ini adalah


Tipe yang pertama, digunakan pada mobil penumpang ukuran sedang sampai besar dan mobil komersial. Sedangkan tipe kedua, digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil sampai sedang.

Sudut belok dan gear ratio Pada diagram dapat dilihat hubungan sudut putar sector dengan gear ratio. Pada saat lurus atau sektor shaft berputar 2,5 ° ke kiri atau ke kanan gear ratio masih tetap 19,5 : 1. Sedangkan pada saat belok dengan sudut putar sektor 37° gear ratio menjadi besar yaitu 21,5 : 1. Oleh karena itu pada saat membelok kemudi menjadi ringan.


Ada beberapa bentuk steering gear box, diantaranya :

1. Model worm dan sector roller

Worm gear berkaitan dengan sector roller di bagian tengahnya. Gesekannya dapat mengubah sentuhan antara gigi dengan gigi menjadi sentuhan menggelinding.


2. Model worm dan sector

Pada model ini worm dan sector berkaitan langsung


3. Model screw pin

Pada model ini pin yang berbentuk tirus bergerak sepanjang worm gear


4. Model screw dan nut

Model ini di bagian bawah main shaft terdapat ulir dan sebuah nut terpasang padanya. Pada nut terdapat bagian yang menonjol dan dipasang kan tuas yang terpasang pada rumahnya.


5. Model recirculating ball

Pada model ini, peluru-peluru terdapat dalam lubang-lubang nut untuk membentuk hubungan yang menggelinding antara nut dan worm gear.Mempunyai sifat tahan aus dantahan goncangan yang baik


6. Model rack and pinion

Gerakan putar pinion diubah langsung oleh rack menjadi gerakan mendatar. Model rack and pinion mempunyai konstruksi sederhana, sudut belok yang tajam dan ringan, tetapi goncangan yang diterima dari permukaan jalan mudah diteruskan ke roda depan.


C. STEERING LINKAGE

Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga gerak dari steering gear ke roda depan. Walaupun mobil bergerak naik dan turun, gerakan roda kemudi harus diteruskan ke roda-roda depan dengan sangat tepat setiap saat. Ada beberapa tipe steering linkage dan konstruksi joint yang dirancang untuk tujuan tersebut. Bentuk yang tepat sangat mempengaruhi kestabilan pengendaraan.

1. Steering linkage untuk suspensi rigid

Gambar Steering linkage suspensi rigid

2. Steering linkage untuk suspensi independen

Gambar Ball joint pada suspensi independen

Komponen sistem kemudi lainnya bergantung pada jenis kemudi yang digunakan antara lain :

1. Steering wheel.

Ada beberapa macam roda kemudi ditinjau dari konstruksinya yaitu :

a. Roda kemudi besar
Bentuk ini mempunyai keuntungan, yaitu mendapatkan momen yang besar sehingga pada waktu membelokkan kendaraan , akan terasa ringan dan lebih stabil

b. Roda kemudi kecil
Mempunyai keuntungan tidak memakan tempat dan peka terhadap setiap gerakan yang diberikan pada saat jalan lurus, akan tetapi dibutuhkan tenaga besar untuk membelokkan kendaraan karena mempunyai momen kecil

c. Roda kemudi ellips
Model ini dapat mengatasi kedua-duanya karena merupakan gabungan roda kemudi besar dan kecil.




2. Steering Main Shaft

Steering main shaft atau Poros Utama Kemudi berfungsi untuk menghubungkan atau sebagai tempat roda kemudi dengan steering gear.


3. Pitman Arm

Pitman arm meneruskan gerakan gigi kemudi ke relay rod atau drag link. Berfungsi untuk merubah gerakan putar steering column menjadi gerakan maju mundur.


4. Relay Rod

Relay rod dihubungkan dengan pitman arm dan tie rod end kiri serta kanan. Relay rod ini meneruskan gerakan pitman arm ke tie rod


5. Tie Rod

Ujung tie rod yangberulir dipasang pada ujung rack pada kemudi rack end pinion, atau ke dalam pipa penyetelan pada recirculating ball, dengan demikian jarak antara joint- joint dapat disetel.


6. Tie Rod End ( Ball Joint )

Tie rod end dipasanglkan pada tie rod untuk menghubungkan tie rod dengan knuckle arm, relay roda dan lain-lain.


7. Knuckle arm

Knuckle arm meneruskan gerakan tie rod atau drag link ke roda depan melalui steering knuckle.


8. Steering knuckle

Steering knuckle untuk menahan beban yang diberikan pada roda-roda depan dan berfungsi sebagai poros putaran roda. Berputar dengan tumpuan ball joint atau king pin dari suspension arm


9. Idler arm

Pivot dari idler arm dipasang pada body dan ujung lainnya dihubungkan dengan relay rod dengan swivel joint. Arm ini memegang salah satu ujung relay rod dan membatasi gerakan relay rod pada tingkat tertentu.

sumber: http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=397&fname=komponen.html

[+/-] Selengkapnya...

Minggu, 04 Juli 2010

Cara Kerja System 4-Tak

expr:id='"post-" + data:post.id'>

Mengapa mesin disebut 4 tak, karena memang ada 4 langkah. Berikut adalah detail dari setiap proses:

1. Intake
Disebut langkah intake karena langkah pertama adalah menghisap melalui piston dari karburator. Pasokan bahan bakar tidak cukup hanya dari semprotan karburator. Cara kerjanya adalah sbb. Piston pertama kali berada di posisi atas (atau disebut Titik Mati Atas). Lalu piston menghisap bahan bakar yang sudah disetting/dicampur antara bensin dan udara di karburator. Piston lalu mundur menghisap bahan bakar. Untuk membuka, diperlukan klep atau valve inlet yang akan membuka pada saat piston turun/menghisap ke arah bawah.




Gerakan valve atau inlet diatur oleh camshaft secara mekanis. Yakni, camshaft mengatur besaran bukaan klep dengan cara menekan tuas klep. Camshaft sendiri digerakan oleh rantai keteng yang disambungkan antara camshaft ke crankshaft.


Intake Valve (klep masuk bahan bakar) dan klep ini ditekan (membuka) karena (camshaft) menekan valve. Dengan demikian, pada saat piston turun, maka valve terbuka sekaligus bahan bakar ditarik masuk ke ruang bakar. valve akan menutup sampai batas tertentu sebelum langkah kedua : kompresi. Beberapa mobil Eropa seperti Mercedez menggunakan rantai sebagai penghubung antara crankshaft dan camshaft, tetapi umumnya di mobil Jepang menggunakan belt yang kita kenal sebagai timing belt.

2. Kompresi
Langkah ini adalah lanjutan dari langkah di atas. Setelah piston mencapai titik terbawah di tahapan intake, lalu valve intake tertutup, dan dilakukan proses kompresi. Yakni, bahan bakar yang sudah ada di ruang bakar dimampatkan. Ruangan sudah tertutup rapat karena kedua valve (intake dan exhaust) tertutup. Proses ini terus berjalan sampai langkah berikut yakni meledaknya busi di langkah ke 3.



3. Combustion (Pembakaran)

Tahap berikut adalah busi pada titik tertentu akan meledak setelah PISTON BERGERAK MENCAPAI TITIK MATI ATAS DAN MUNDUR BEBERAPA DERAJAT. Jadi, busi tidak meledak pada saat piston di titik paling atas (disebut titik 0 derajat), tetapi piston mundur dulu, baru meledak. Hal ini karena untuk menghindari adanya energi yang terbuang sia-sia karena pada saat piston di titik mati atas, masih ada energi laten (yang tersimpan akibat dorongan proses kompresi). Jika pada titik 0 derajat busi meledak, bisa jadi piston mundur tetapi mengengkol crankshaft ke arah belakang (motor mundur ke belakang, bukan memutar roda ke depan).

Setelah proses pembakaran, maka piston memiliki energi untuk mendorong crankshaft yang nantinya akan dialirkan melalui gearbox dan sproket, rantai, dan terakhir ke roda.



4. Exhaust (Pembuangan)

Langkah terakhir ini dilakukan setelah pembakaran. Piston akibat pembakaran akan terdorong hingga ke titik yang paling bawah, atau disebut Titik Mati Bawah. Setelah itu, piston akan mendorong ke depan dan klep exhaust membuka sementara klep intake tertutup. Oleh karena itu, maka gas buang akan terdorong masuk ke lubang Exhaust Port (atau kita bilang lubang sambungan ke knalpot). Dengan demikian, maka kita bisa membuang semua sisa gas buang akibat pembakaran. Dan setelah bersih kembali, lalu kita akan masuk lagi mengulangi langkah ke 1 lagi.

Sumber: http://teknikmesinpagabhex.blogspot.com/ (sedikit perubahan)

[+/-] Selengkapnya...

Kamis, 17 Juni 2010

Mechanical Engineering???

expr:id='"post-" + data:post.id'>

Teknik mesin atau teknik mekanik adalah ilmu teknik mengenai aplikasi dari prinsip fisika untuk analisa, desain, manufaktur dan pemeliharaan sebuah sistem mekanik. Ilmu ini membutuhkan pengertian mendalam atas konsep utama dari cabang ilmu mekanik, kinematik, termodinamik dan energi. Ahli atau pakar dari teknik mesin biasanya disebut sebagai insinyur (teknik mesin), yang memanfaatkan pengertian atas ilmu teknik ini dalam mendesain dan menganalisa pembuatan kendaraan, pesawat, pabrik industri, peralatan dan mesin industri dan lain sebagainya. teknik mesin biasanya terdiri dari :
1. Perancangan Mekanik dan Konstruksi
2. Proses Manufaktur dan Sistem Produksi
3. Konversi energi
4. Ilmu Bahan / Metalurgi

(wikipedia.com)

[+/-] Selengkapnya...

Minggu, 30 Mei 2010

expr:id='"post-" + data:post.id'>

Sekilas mengenai Statika

Pengertian
Statistik dapat diartikan sebagai berikut:
1. Kumpulan angka-angka mengenai suatu masalah sehingga dapat memberikan gambaran tentang masalah tersebut. Contoh, tinggi badan Badu 165 cm.
2. Suatu ukuran yang dihitung dari sekumpulan data dan merupakan wakil dari data itu. Sebagai contoh 90% mahasiswa Fakultas Teknik adalah alumnus SMU.
Kata statistik dapat juga dikaitkan dengan ilmu pengetahuan atau metode ilmiah dan sering disebut sebagai statistika. Sehingga statistika sendiri dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang mempelajari pengumpulan, pengaturan, perhitungan, penggambaran dan penganalisaan data, serta penarikan kesimpulan yang valid berdasarkan penganalisaan yang dilakukan dan pembuatan keputusan yang rasional.
Probabilitas adalah nilai kemungkinan terjadinya suatu peristiwa. Misalnya jpada kondisi normal, jika suatu uang logam dilempar maka ada dua macam kemungkinan yang terjadi yaitu munculnya angka atau gambar. Jumlah total probabilitas selalu sama dengan satu.

B. Data
Karena statistik dan probabilitas sangat erat kaitannya dengan data maka lebih dahulu harus dikenal tentang data. Macam-macam data dapat dikelompokkan berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda.


Diantaranya yang umum dilakukan adalah pengelompokan sebagai berikut:
1. Data menurut sifatnya.
2. Data menurut skala pengukuran
3. Data menurut cara memperolehnya.
Menurut sifatnya data dibagi dua. Yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kategori atau atribut. Contoh data kualitatif adalah harga semen hari ini mengalami kenaikan; penonton sepakbola di stadion mengalami penurunan. Data kuantitatif adalah data berbentuk bilangan. Contoh data kuantitatif adalah luas ruang kelas 36,8 m2; jumlah dosen Fakultas Teknik 130 orang. Data kuantitatif ini sendiri terbagi menjadi dua lagi, yaitu diskrit dan kontinyu. Data yang diskrit adalah data kuantitatif yang didapat dengan cara menghitung (cacah/ sensus). Sedangkan data kontinyu adalah data yang didapat dengan cara mengukur (panjang, berat, waktu, dan lain-lain).
Data menurut skala pengukuran dibagi menjadi empat bagian, yaitu data nominal, data ordinal, data interval dan data rasio. Skala nominal atau skala klasifikasi adalah skala data yang paling sederhana. Angka-angka digunakan hanya semata-mata untuk klasifikasi saja. Tidak ada maksud bahwa yang lebih dahulu lebih tinggi atau lebih baik dari yang terkemudian atau maksud lainnya. Contoh 1=Banjarmasin, 2=Surabaya, 3=Semarang. Data ordinal adalah data yang menunjukkan bahwa angka-angka menunjukkan nama obyek tertentu yang menunjukkan adanya urutan berdasarkan kriteria tertentu dan jarak antara pada masing-masing kategori tidak sama karen tidak adanya ukuran yang pasti. Contoh: 1=Tinggi sekali, 2=Tinggi, 3=rendah, 4=rendah sekali; 1=Sangat setuju, 2=Setuju, 3=tidak setuju, 4=sangat tidak setuju.
Data interval merupakan skala data yang mempunyai sifat ordinal, namun jarak antara dua angka pada skala itu diketahui ukurannya. Tetapi pada skala interval tidak ada memiliki nol mutlak. Contohnya adalah data hasil ujian mata kuliah.
Data rasio merupakan skala yang data yang memiliki sifat interval dan memiliki nol mutlak. Contohnya adalah data tentang berat badan. Nol mutlak artinya jika suatu data menyatakan nol berarti benar-benar nilai dari data tersebut adalah nol.
Sedangkan menurut cara memperolehnya, maka data dibagi menjadi dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri (subyek/pelaku) serta diperoleh langsung dari obyeknya. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi sudah dikumpulkan, dan diolah oleh pihak lain. Biasanya data yang dicatat dalam bentuk publikasi-publikasi. Contoh data primer adalah data pemilih yang dimiliki oleh KPU. Sedangkan contoh data sekunder adalah data pemilih yang dimiliki oleh Televisi.

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 08 Mei 2010

expr:id='"post-" + data:post.id'>

ALAT UKUR PANJANG
1.1 MISTAR

Tingkat ketelitiannya 0.1 cm. Mistar adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar garis lurus.
1.2 JANGKA SORONG

Adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.



Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.
Pada gambar disamping ditunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong. (sorot masing-masing bagian dari jangka sorong tersebut untuk mengetahui nama setiap bagian).
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian jangka sorong adalah : Dx = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm.
Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah menggunakan jangka sorong untuk keperluan tersebut
1. Mengukur diameter luar
Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut
> Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap)
> Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
> Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang
> Catatlah hasil pengukuran anda
2. Mengukur diameter dalam
Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
> Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
> Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut
> Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur
> Catatlah hasil pengukuran anda
3. Mengukur kedalaman
Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
> Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.
> Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
> Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.
> Catatlah hasil pengukuran anda.
Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1.Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol skala nonius.
2.Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
3.Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)
Karena Dx = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai :
Panjang L = xo ¬+ Dx
Misalnya L = (4,990 + 0,005) cm
Jangka sorong biasanya digunakan untuk:
1. mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
2. Mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
3.Mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara “menancapkan/menusukkan” bagian pengukur.
4. Jangka sorong memiliki dua macam skala: skala utama dan nonius.





1.3 MIKROMETER SEKRUP


Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki 0.01 mm. Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut :
Mikrometer Luar Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.
Mikrometer dalam Mikrometer dalam digunakan untuk menguukur garis tengah dari lubang suatu benda.
Mikrometer kedalaman Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot.
Dalam melakukan pengukuran pasti terdapat kesalahan, baik kesalah alat maupun kesalahan si pengukur. Dengan kata lain pasti akan ada ketidakpasitian dalam pengukuran. Kesalahan adalah penyimpangan nilai ukur dari nilai benar. Kesalahan pengukuran ada tiga macam:
1. Kesalahan Sistematis
a. Kesalahan Kalibrasi (Faktor alat)
Penyesuaian kembali perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar akurasi semula.
b. Kesalahan Titik Nol (0)
Hal ini terjadi karena titik nol skala tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk.
c. Kelelahan Alat
Dikarenakan alat sering dipakai terus menerus sehingga alat tidak akurat lagi. Contoh: pegas yang mulai mengendur; jarum penunjuk pada voltmeter bergesekan dengan garis skala.
d. Kesalahan Paralaks/Paralax (Sudut Pandang)
Ketika membaca nilai skala, pembaca berpindah tempat / tidak tepat melihatnya / obyek yang dilihat berbeda dengan obyek pertama yang diamati.
e. Kondisi Lingkungan
Ketika melakukan pengukuran, kondisi lingkungan berubah sehingga tidak bisa dilakukan pengukuran seperti biasa.
2. Kesalahan Rambang (Kesalahan yang Tidak Dapat Dikendalikan)
Disebabkan karena adanya sedikit fluktuasi pada kondisi-kondisi pengukuran . contoh fluktuasi tegangan listrik; gerak brown molekul udara; landasan obyek bergetar.
3. Keteledoran Pengamat
Keterbatasan pengamat dalam membaca hasil pengukuran.
Nama Alat-alat ukur panjang:
CMM - Coordinate Measuring Machine (mesin pengukur kordinat)
Spoiler for Coordinate Measuring Machine:


Coordinate Measuring Machine (mesin pengukur koordinat) adalah sebuah alat pengukur multi fungsi berkecepatan tinggi yang hasilnya akurat dan efisien untuk pengukuran yang tinggi.
Pada prinsipnya CMM adalah kebalikan dari CNC. Pada CNC kordinat yang dimasukkan menghasilkan gerakan pahat pada sumbu X, Y dan Z. Sedangkan pada CMM kontak antara probe dengan benda kerja menghasilkan koordinat. Untuk menjamin keakuratan konstruksi CMM dibuat sangat kaku (rigid). Salah satu caranya adalah dengan menggunakan granit sebagai meja atau bidang acuan.

Altimeter (mengukur ketinggian dari permukaan laut)
Spoiler for Altimeter:



Altimeter merupakan alat ukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya alat ini digunakan untuk keperluan navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian.
Altimeter bekerja dengan beberapa prinsip yakni:
1.Tekanan Udara (prinsip yang umum digunakan)
2.Magnet Bumi (dengan sudut inclinasi)
3.Gelombang (Ultra Sonic, Infra Red, Dan gelombang lainnya) Penggunaan Altimeter umumnya juga selalu diikuti dengan penggunaan kompas.

Height gauge (mengukur tinggi benda atau komponen)
Spoiler for Height Gauge:


Height gauge adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur tinggi benda terhadap suatu bidang acuan(patokan) atau bisa juga untuk memberikan tanda goresan secara berulang terhadap benda kerja sebagai acuan dalam proses permesinan. Height gauge memiliki dua buah kolom berulir dimana kepala pengukur bergerak naik turun akibat putaran ulir kasar dan halus yang digerakkan oleh pengukur. Untuk meningkatkan keakuratan pengukuran dengan mengurangi defleksi pada benda kerja, height gauge sering dipasangkan dengan dual probe dial indicator.
Selain itu dengan penambahan probe dua arah, height gauge mampu mengukur diameter luar dan dalam dari sebuah lubang dalam posisi horizontal.

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 24 April 2010

Passing Grade Teknik Mesin

expr:id='"post-" + data:post.id'>

Passing Grade merupakan acuan tidak resmi batas nilai minimum yang harus dicapai calon mahasiswa untuk bisa masuk ke suatu jurusan yang diminati pada sebuah PTN. Passing grade tidak bisa dijadikan patokan mutlak diterima atau tidaknya seseorang masuk PTN.

Passing Grade Universitas Lambung Mangkurat
Berikut adalah passing grade unlam jurusan ipa: (teknik Mesin memiliki PG 18,83%)

1. Pendidikan Dokter : 40.00 %
2. Teknik Kimia : 34.17 %
3. Teknik Pertambangan : 25.83 %
4. Pend. Biologi : 24.33 %
5. Pend. Matematika : 23.83 %
6. Teknik Sipil : 23.33 %
7. Ilmu Komputer : 23.33 %
8. Pend. Kimia : 23.00 %
9. Farmasi : 22.83 %
10. Kimia : 22.67 %
11. Matematika : 22.50 %
12. Fisika : 22.50 %
13. Kesehatan Masyarakat : 22.50 %
14. Biologi : 22.33 %
15. Arsitektur : 22.17 %
16. Budidaya Perairan : 21.67 %
17. Manajemen Hutan : 21.50 %
18. Teknik Lingkungan : 22.50 %
19. Teknologi Hasil Perikanan : 21.33 %
20. Sosial Ekonomi Perikanan : 21.33 %
21. Agronomi : 20.50 %
22. Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian : 20.50 %
23. Agribisnis (Sosial Ekonomi Pertanian) : 20.50 %
24. Teknologi Hasil Hutan : 20.17 %
25. Produksi Ternak : 20.00 %
26. Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan : 20.00 %
27. Ilmu Kelautan : 19.50 %
28. Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan : 19.33 %
29. Ilmu Tanah : 19.33 %
30. Budidaya Hutan : 19.33 %
31. Teknologi Industri Pertanian : 19.00 %
32. Teknik Mesin : 18.83 %
33. Manajemen Sumberdaya Perairan : 18.17 %

[+/-] Selengkapnya...

Student Center di Fakultas Teknik

expr:id='"post-" + data:post.id'>

Student Center adalah gedung baru yang dimiliki Fakultas Teknik Unlam Banjarbaru. Gedung berukuran 302 meter persegi dengan fasilitas hot spot internet itu, diresmikan Dekan Fakultas Teknik Unlam, ProfDr Rusdi HA, Senin (27/4/2009).

“Alhamdulillah akhirnya punya sekretariat juga. Selama ini BEM maupun himpunan mahasiswa di kampus kami kesulitan mencari ruangan untuk sekretariat,” ujar Riyaldi.

Gedung yang dibangun dengan mengunkan dana iuran dari Ikatan Orangtua Mahasiswa (Ikoma) Fakultas Teknik Unlam sebesar Rp325 juta tersebut memang khusus untuk menunjang kegiatan kemahasiswaan diluar kegiatan regular akademik.

“Mudah-mudahan dengan gedung yang baru ini kegiatanmahasiswa baik dalam BEM maupun kegiatan kemahasiswaan lainnya lebih maju dan berkembang,” ujar Dekan Rusdi HAdalam sambutannya.



Ketua Ikoma Fakultas Teknik Unlam Banjarbaru, Hj Komala Sari menjelaskan, gedung student center sebagai bentuk kepedulian orang tua terhadap kegiatan mahasiswa di kampus setempat.

“Selain itu gedung ini adalah wujud nyata dari biaya menjadi mahasiswa baru yang selama ini diberlakukan,” ujarnya didampingi Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Unlam Unlam, Fahri Anhar.

Mahasiswa baru di Fakultas Teknik Unlam memang dikenakan biaya masuk. Besarnya bervariasi antara Rp

1 juta sampai 5 juta. Bagi mahasiswa yang tidak mampu dibebaskan dari biaya tersebut. Sebagian lagi diberi keringanan.

“Uang di kelola Ikoma secara transparan. Penggunaan harus melalui kesepakatan rapat Ikoma. Selain itu, kini sedang dibangun Laboratorium Teknik Mesin dan pertambangan dari dana Ikoma,” tandasnya.
(sumber: warta.unlam.ac.id)

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 10 April 2010

expr:id='"post-" + data:post.id'>

Sejarah Ilmu Metalurgi

Sejarah ilmu metalurgi diawali dengan teknologi pengolahan hasil pertambangan. Logam yang paling dini digunakan oleh manusia tampaknya adalah emas, yang bisa ditemukan secara bebas. Sejumlah kecil emas telah ditemukan telah digunakan di gua-gua di Spanyol pada masa Paleolitikum, sekitar 40.000 SM
Perak, tembaga, timah dan besi meteor juga dapat ditemukan bebas, dan memungkinkan pengerjaan logam dalam jumlah terbatas. Senjata Mesir yang dibuat dari besi meteor pada sekitar 3000 SM sangat dihargai sebagai "belati dari langit". Dengan pengetahuan untuk mendapatkan tembaga dan timah dengan memanaskan bebatuan, serta mengkombinasikan tembaga dan timah untuk mendapatkan logam paduan yang dinamakan sebagai perunggu, teknologi metalurgi dimulai sekitar tahun 3500 SM pada masa Zaman Perunggu.
Ekstraksi besi dari bijihnya ke dalam logam yang dapat diolah jauh lebih sulit. Proses ini tampaknya telah diciptakan oleh orang-orang Hittit pada sekitar 1200 SM, pada awal Zaman Besi. Rahasia ekstraksi dan pengolahan besi adalah faktor kunci dalam keberhasilan orang-orang Filistin.



Perkembangan historis metalurgi besi dapat ditemukan dalam berbagai budaya dan peradaban lampau. Ini mencakup kerajaan dan imperium kuno dan abad pertengahan di Timur Tengah dan Timur Dekat, Mesir kuno, dan Anatolia (Turki sekarang), Kartago, Yunani, Romawi kuno, Eropa abad pertengahan, Cina kuno dan pertengahan, India kuno dan pertengahan, Jepang kuno dan pertengahan, dan sebagainya.
Banyak penerapan, praktek dan perkakas metalurgi mungkin sudah digunakan di Cina kuno sebelum orang-orang Eropa menguasainya (seperti tanur, besi cor, baja, dan lain-lain).
Berdasar kedekatan antara metalurgi dengan pertambangan inilah maka pada awalnya pendidikan metalurgi lahir dari sekolah-sekolah pertambangan seperti pendidikan metalurgi di Colorado School of Mines.


[+/-] Selengkapnya...

Minggu, 14 Maret 2010

PROSES PENGECORAN

expr:id='"post-" + data:post.id'>

Proses pengecoran logam adalah membentuk suatu benda logam dengan cara menuangkan logam cari ke dalam suatu cetakan. Cetakan tersebut dapat dibuat dari pasir, keramik, atau logam.

Dalam memilih suatu teknik pengecoran kita harus melihat produk seperti apa yang ingin kita hasilkan, bagaimana beban kerjanya, apakah produk tersebut merupakan mass product, dan pertimbangan harga jualnya. Semua itu demi menjamin keefektifan dari pengecoran yang kita buat.

Cetakan pasir memiliki kelebihan dari proses pembuatan cetakan yang relatif lebih mudah dan murah, namun menimbulkan beberapa resiko seperti masuknya butiran-butiran pasir ke dalam campuran baja cair yang tentunya akan menyebabkan kerugian dalam hal properties produknya. Kerugian lainnya dari pengecoran dengan cetakan pasir (sand casting) adalah cetakannya yang bersifat sekali pakai, jadi setelah selesai digunakan untuk mengecor maka cetakan tersebut harus dihancurkan, tak dapat digunakan kembali. Walaupun begitu proses ini masih tergolong murah mengingat harga pasir silika, sebagai bahan cetakan, tidak terlalu tinggi. Pengecoran dengan cetakan pasir juga memerlukan riser yang merupakan cadangan bagi logam cair saat terjadi pendinginan. Riser ini akan dibuang pada akhir proses, hal tersebut membuat pengecoran dengan cetakan pasir menjadi kurang efisien sebab harus ada logam yang terbuang.


Cetakan pasir tentunya tak cocok digunakan untuk membuat mass product yang sangat banyak karena hanya bisa digunakan sekali. Oleh karena itu digunakanlah cetakan permanen yang menggunakan logam tahan suhu tinggi (heat resisting metals) sebagai bahan cetakannya.

Pengecoran dengan cetakan permanen dapat pula dilakukan sambil memberi gaya tekan pada logam cair sehingga proses ini biasa disebut proses cetak-tekan. Hasil dari proses cetak tekan ini memiliki beberapa kelebihan dibanding pengecoran dengan cetakan pasir yaitu produk memiliki densitas lebih besar serta terhindar dari kemungkinan masuknya pengotor ke dalam logam cair. Contoh produk hasil dari pengecoran cetak menggunakan rangka logam adalah piston kendaraan bermotor, dan front fork untuk suspensi sepeda motor.

[+/-] Selengkapnya...

RANTAI DAN SPROKET

expr:id='"post-" + data:post.id'>

Transmisi rantai-sproket digunakan untuk transmisi tenaga pada jarak sedang. Kelebihan dari transmisi ini dibanding dengan transmisi sabuk-puli adalah dapat digunakan unutk mennyalurkan daya yang lebih besar seperti diuraikan berikut ini.

Kelebihan:

- transmisi tanpa slip >>> perbandingan putaran tetap
- dapat meneruskan daya besar
- keausan kecil pada bantalan
- jarak poros menengah (antara belt dan gear)


Kekurangan:

- tdk dapat dipakai utk kecepatan tinggi (max. 600 m/min)
- suara dan getaran tinggi
- perpanjangan rantai karena keausan pena dan bus Sproket
- Bentuk S dan U, bahan:baja kar
- Jumlah gigi min. 13 dan max. 114
- Perbandingan putaran max. 10/1
- Sudut kontak rantai dan sproket >120o

[+/-] Selengkapnya...

1..2..3.. Action

expr:id='"post-" + data:post.id'>














Foto ini di take di Obyek Wisata Gunung Kayangan, Pelaihari...Bubuhan mahasiswa teknik mesin UNLAM angkatan 08' dalam perjalanan tulakan ke pantai batakan,,,tapi singgah dulu d'sini....

[+/-] Selengkapnya...